HAM
Beberapa tahun
terakhir sering dijumpai orang-orang yang melakukan kesalahan namun masih
ngotot bahwa apa yang dilakukan adalah sesuai dengan keinginannya dan orang
lain tidak boleh menyalahkan perbuatannya sebab mereka berpedoman kepada HAM
(Hak Asasi Manusia).
HAM sendiri muncul
setelah terjadinya perumusan (PUHAM) Pernyataan Umum Tentang Hak Asasi Manusia
di Paris pada tahun 1948 dan mengalami perkembangan sehingga dipakai oleh
organisasi dunia serta ditegakkan secara global.
Maka orang-orang diajarkan
oleh HAM untuk mengambil hak mereka, mempertahankan apa yang harus mereka
peroleh dimanapun, kapanpun, serta siapapun. Maka jadilah manusia-manusia yang
mempertahankan HAM ini adalah manusia yang ingin selalu dipenuhi dan terus
diberi, mereka hanya menuntut apa yang harus mereka dapat sedangkan apa yang
orang lain perlu dapatkan dari dirinya, mereka enggan untuk memberikan dengan
sebab terserah diri mereka kan hak-hak gue.
Maka bila
dicontohkan kepada sebuah keluarga, orang tua kemungkinan akan meminta haknya
kepada anak,
“Kamu anakku, aku yang telah
mengasuh kamu maka kamu harus berbakti, nurut, dan dan menghormati!”
Sedangkan si anak juga meminta hak nya, “Aku anakmu, kamu harus
memberiku makan, minum, pakaian karena itu hak-ku sebagai anak kamu.”
Islam tidak mengajarkan kepada orang tua : kamu berhak mendapatkan
hak asasimu, anak kamu harus berterima kasih kepadamu kalau anakmu tidak bisa
berterima kasih maka pukullah dia agar dia mengetahui cara berterima kasih.
Bukan begitu Islam mengajarkan.
Perbedaan yang sangat mencolok apabila diambil dari sudut pandang
Islam, sebagaimana hadits dibawah
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ
لِنَفْسِهِ
Tidaklah beriman salah satu diantara kalian sehingga ia saudaranya
sebagaimana mencintai dirinya sendiri (H.R. Muslim
Sungguh sangat
indah, dalam Islam kita tidak diajarkan untuk meminta-minta perihal hak yang
harus kita terima, namun diajarkanlah oleh Islam bahwa kita ini belum beriman
apabila kita masih belum bisa memberi saudara kita sebagaimana apa yang kita
suka.
Begitu juga di
dalam sebuah keluarga apabila melihat dari konteks Islam maka kewajiban orang
tua ialah menanamkan kepada anak mengenai kewajiban apa yang harus mereka
kerjakan bukan mendidik anak-anak apa yang harus mereka dapatkan, Sehingga
orang tua yang memberi nasehat anaknya dengan kasih sayang salah satunya ialah
memahami kewajibannya sedangkan anak yang telah mendapat nasehat memahami akan
kewajibannya yaitu mendengarkan dan berbakti kepada orang tuanya.
0 Komentar