30.Ar-Rūm : 42
قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلُ ۚ كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُشْرِكِينَ
Katakanlah (Muhammad), "Bepergianlah di bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang menyekutukan (Allah)."
Lihat lah, kisah kisah orang terdahulu.
Khazanah tersirat maupun tersurat yang begitu luas bisa diteguk oleh siapapun.
Hidup akan kosong bila tiada tegukan yang dimasukkan ke rohani maupun jasmani.
Maka, Jangan gantungkan dirimu kepada yang bukan pasti!!
Mungkin kamu akan merasa senang, bahagia,dan bangga ketika banyak orang membantu bahkan mempunyai welas asih kepada dirimu.
Namun, jangan gantungkan dirimu kesana!
Bila kesemua tadi hilang, mungkin tidak ada kekuatan bahkan pertolongan dari siapapun yang datang kepadamu.
Orang bijak sering mengatakan, orang HIDUP layaknya mendaki gunung.
Banyak jalan berliku, menanjak, menurun, licin serta kasar tanahnya.
Sedikit kusampaikan pengalaman 21-06-2020, bahkan mungkin kalian sudah lebih dahulu melakukan apa yang kulakukan sebelumnya.
Awal mula memandang arah Bukit Mongkrang, kurasakan memang lebih kecil bila dibandingkan di arah 180⁰ kita memutar akan kita lihat makhluq Allah berupa gunung Lawu yang begitu kokoh menjulang tinggi.
Langkah 1 sudah mulai kulakukan, di dalam hati senantiasa kutancapkan BAHWA AKU BISA sampai kepuncak bukit.
Tak berapa lama mungkin sekitar 500 meter, aroma, suasana begitu berbeda.
Ternyata kepala mulai pusing, tenggorokan dan hidung mengeluarkan lendir, itu sungguh-sunguh hal yang baru kurasakan dalam sejarah hidup.
Semakin naik, semakin menanjak, jantung yang berdebar dibarengi pusing kepala yang tak biasa sempat menghadirkan didalam hati ingin untuk mengatakan kepada teman "Aku cukup dulu, kutunggu disini saja."
Tak selang lama berpikir, ada pikiran datang lagi. Teringat salah satu nasehat pengasuh Pondok Islamic eLKISI, beliau Ustadz Hamim Thohari, singkat cerita beliau menyampaikan "kita ini tidak bisa apa-apa, tidak punya kekuatan, maka lakukan segala hal bergantung kepada Allah" lalu beliau menyambung dengan saalah satu Asmaul Husna "Yaa Jabbar" yang memiliki arti Yang Maha Menguasai.
"Yaa Jabbar" kuulang berkali-kali dan sungguh mengejutkan, seolah dalam diri ada tenaga yang masuk. Ku ulang terus menerus kalimat tersebut, terkadang juga ku ganti dengan istigfar, mengapa? Sebab kutersadarkan diawal memulai langkah bukan Bismillah yang kubesitkan namun aku pasti bisa dan itu salah, salah banget pokoknya ya.
Gaes, ternyata ada juga yang lain.
Coba bayangkan bila kalian hanya mengandalkan bantuan tenaga orang lain ketika mendaki, mustahil mustahil banget.
Mungkin paling mentok hanya memotivasi dan berbagi konsumsi.
Disinilah kita akan mengetahui, seberapa kuat diri kita.
Kalau kita tidak kuat tidaklah kita akan sampai di puncak bukit.
Maka!!! Perkuat kedekatan kalian dengan Allah, perkuat kekuatan diri kalian. Karena kesuksesan menyukai keduanya.
#21-06-2020_wisata_bukit_mongkrang_2194_MDPL.


0 Komentar