Rambu Keselamatan
Bila kamu
pergi, hal pertama yang harus dipikirkan kemana mau pergi dan mau ngapain
disana, right?
Pastinya yaiyalah, kalau tanpa tujuan mau kemana berarti ya gak pergi,
namanya itu muter-muter doang, hehehe. Setelah mengetahui tujuan selanjutnya
apakah disana akan satu atau dua jam, atau sehari, dua hari, atau
malah berhari-hari.
Setelah menyelesaikan tujuan, kita lanjutkan apakah disana nanti menginap dan pastinya bekal apa aja
yang perlu disiapkan disana nanti?
Bekal makan, minum, baju ganti, pasta gigi, shampo, sabun, dan lainnya.
Sesuai dengan kebutuhan masing-masing dari kamu.
Kemudian menentukan, menentukan kapan akan berangkat, Bersama siapa berangkatnya, dan pakai
kendaraan apa. Terserah kamu dalam menentukan hal tersebut.
Semua yang di atas merupakan
keperluan kita selama menmepuh perjalanan di dunia, tapi ketika di akhirat apa
yang sudah disiapkan? Kita tidak mungkin tidak menyiapkan dalam menempuh
perjalanan akhirat, iya kan!
Suatu ketika, seorang sahabat
bernama Uqbah bin Amir bertanya kepada Rasulullah tentang bagaimana cara agar
selamat di dunia, maka Rasulullah menjawab agar kita selamat di dunia harus
melakukan 3 hal.
1. Jagalah lisanmu
2. Jadikan rumahmu terasa luas olehmu
3. Menangislah karena kesalahanmu
Sangat menarik! disaat perjalanan
kita sangat menginginkan keselamatan akan tetapi Rasulullah memberikan tips
untuk selamat dalam perjalanan di dunia hingga di akhirat.
Tips yang pertama
1. Jagalah Lisanmu.
Sangat menarik! Masing-masing dari kita
memiliki hak dan kita tak dapat mengatur hak lisan orang lain. Mengenai hal
tersebut hak lisan seseorang dapat digunakan dalam kebaikan maupun dalam
keburukan.
Lisan seseorang yang digunakan dalam kebaikan
seanantiasa membicarakan hal yang baik, setiap satu kata maupun dua kata yang
dikeluarkan pasti sudah dipertimbangkan sebelum diucapkan.
Dalam Islam, Rasulullah sudah mewanti-wanti
orang yang mengaku dirinya beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaknya
berkata baik atau diam, sebuah pilihan yang sangat baik dan bijaksana.
Suatu ketika Rasulullah menawarkan keapda
sahabat mengenai kunci semua perkara, maka para sahabatpun menjawab mau. Beliau
memegang lidah dan menyampaikan “peganglah ini”. Lantas sahabatpun bertanya
apakah kita ini akan disiksa karena aapa yang kami katakana? Maka beliau pun
menjawab”celaka engkau. Adakah yang menjadikan orang menyungkurkan mukanya di
dalam neraka selain ucapan lisan mereka?”.
Maka dalam rambu yang pertama ini mengandung
hikmah, hikmah pertama seorang yang menjaga lisan sama saja sedang menjaga
keselamatn, sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah SAW keselamatn manusia
terletak pada kemampuannya dalam menjaga lisan.
Hikmah kedua,dapat menghindarkan seorang
manusia dari api neraka, sebagaimana yang disampiakn Rasulullah “sesungguhnya
seorang hamba mengucapkan kalimat tanpa dipikirkan terlebih dahulu, dan
karenanya ia terjatuh ke dalam neraka sejauh antara timur dan barat.
Hikmah ketiga, menjaga lisan dapat memperoleh
pertolongan sebagaimana hadits Nabi “hendaklah engkau lebih banyak diam, sebab
diam dapat menyingkirkan setan dan menolongmu terhadap urusan agamamu.
Mengapa kita harus menjaga lisan? Sebab
menjaaga lisan merupakan salah satu perintah Allah yang kita tidak dapat
terhindar dalam kehidupan sehari-hari. Apabila kita dapat berkata yang baik,
sesungguhnya kita juga menjaga hati saudara kita agar tidak tersakiti oleh
lisan kita, adapun kalua kita tidak menjaaga lisan maka bisa saja kita akan
menyakiti hati saudara kita dan pastinya kita sendiri tidak mendapat ridho dari
Allah SWT.
2. Jadikan rumahmu terasa luas olehmu
Rumah merupakan tempat sentral dari sebuah
keluarga, kemanapun pergi kembalinya ke rumah, sesibuk apapun pekerjaan
kembalinya ke rumah, sebanyak apapun kegiatan kembalinya di rumah.
Dalam rambu kedua Rasulullah SAW memerintahkan
untuk meluaskan rumah kita. Apa yang luas? Tanahnya? Bangunannya? Ataukah tanah
beserta bangunan? Itu semua bukan inti dari ,aksud hadits tersebut.
Diperintahkannya untuk menjadikan rumah terasa luas bukan dari bangunan fisik,
namun dari dalam hati.
Seluas apapun seorang membuat rumah, kalua
hatinya tidak tenang maka tidaklah akan kerasaan berada di dalam rumah.
Selebar dan sepanjang apapun tanah yang
dibangun, tidaklah juga mempengaruhi keluasan hati seseorang.
Maka, keluasan hati perlu didapat oleh setiap
muslim, sebab keluasan hati tidaklah ujug-ujug langsung ada pada diri setiap
muslim, perlu waktu untuk belajar, menerapkan, dan mengevaluasi.
Maka, hal apa yang dapat membuat hati kita
luas? BERSYUKUR! Iya, bettull. Kita harus melatih bersyukur.
Bersyukur ini sangatlah dahsyat, bila sudah
terinstall ke dalam diri pribadi seorang Muslim, maka yang terjadi kapanpun dan
dimanapun tempatnya maka hatinya terasa lapang dan luas.
Lantas, sekarang bila ditelisik apabila di
dalam rumah tidak ada rasa keluasan dalam hati maka bisa saja akan terjadi
permasalahan-permasalahan. Mendapat nikmat banyak harta masih menjadi masalah
sebab harta masih kurang banyak lagi, mendapat nikmat memiliki anak masih
menjadi masalah sebab konon anaknya susah dibilangin dan diatur, dan masih
banyak lagi.
Maka, pentingnya menjadikan rumah sangat luas
dalam diri sangat penting dna nggak bisa ditawar lagi.
3. Menangislah karena kesalahanmu
Menangisi kesalahan merupakan salah satu tanda
bahwa menyesali apa yang sudah dilakukan. Dia menangis sebab teringat amat
besarnya adzab Allah, dia menangis sebab teringat bahwa Allah sangat membenci
orang yang melakukan dosa, dia menangis sebab dia mengetahui Allah sangat
menginginkan menjadi baik dengan meninggalkan dosa dan melaksanakan kebaikan.
Semua anak Adam memiliki kesalahan, dan sebaik-baik orang melakukan kesalahan ialah bertaubat.

0 Komentar