Dalam Lalu

23 Februari 2021 bertepatan hari Selasa begitu unik sekali bagiku entah bagimu, sebab kadar porsi standart masing-masing kita maka jangan dipaksakan satu sama lainnya.
kali ini aku mungkin nggak bakal membuat artikel kemungkinan, sebab plannya seperti itu. namun tak melepaskan kegiatan tulis menulis.
Btw, lebih banyak cerita yang kemarin. ngapain sih kemarin? kemarin itu aku luring di salah satu tempat wali santri. sudah lumayan lama bukan hanya kemarin sih. biar kalian gak salah info, "wkwkwk".
Iyaa iyaa, Alhamdulillah kegiatan berjalan cukup kondusif lah. 

"Bentar aku bingung ngawali ceritanya, jangan diketawain! gak dosa kamu."

Gini, sebenarnya sudah aku rasain jauh-jauh hari sih ketika udah sekitar 4 atau 5 bulan yang lalu,apa yang terjadi pada murid bukan hal yang diinginkan oleh guru. Sebab apa?

Sebab, ketika masuk kelas kulihat anak-anak sudah duduk rapi bersila dengan badan di tegapkan, tanda mereka sudah siap untuk memulai dan menerima pelajaran.
Alhamdulillah hari sebelumnya berjalan seberti itu, namun suasana yang kurasakan tidak seperi apa yang dilihat.
emang sebenarnya yang kualami seperti apa?
Yang dirasakan aku sendiri "kenapa mereka ramai ketika guru lain yang mengajar."
Lumayan bingung juga akunya, hal-hal seperti ini belum juga pernah aku dapatkan.
.
Perenungan lumayan menguras pikiran, mencari berbagai macam literatur bacaan, dari satu jurnal ke jurnal, dari buku bacaan ke buku bacaan yang lain.
.
Ada satu hal yang kudapatkan, dalam dunia pendidikan bukan hanya itu sih tapi dalam dunia pendekatan untuk mengajar usia anak-anak, mereka ini nggak bisa kalau memakai metode untuk mengikuti segala yang kita mau (diam, mendengarkan, rapi). tapi akunya gak menarik untuk didengar dan diperhatikan.

Masih ingat sekali, aku seringnya di awal dulu ketika mengingatkan anak-anak hanya sekedar mengingatkan, padahal mengingatkan mereka lebih banyak cara yang harus dipakai dibandingkan kepada orang sudah dewasa.

Salah satu contoh yang kulakukan ya!
diam dulu, santai.
Waktu itu, keadaan kelas hening sekali, semua murid Ndak ada di dalamnya. sekali lagi hening tanpa suara di dalam kelas (karena sedang istirahat). wkwkwkkw

Jadi gini, awal mengajar aku bisa dikata banting setir atas segala aktivitas dan aku memulai itu semua dari nol koma sedikit lah. Nah, sebab aku masih awal kan ketika aku mengetahui murid-murid tepatnya selesai istirahat makan Snack lanjut pembelajaran lagi.

Awalnya sih woles dan santai, namun belum ada 10 menit. ada sebagian yang ramai spontan aku langsung menegur anak yang ramai. seketika suasana kelas seperti hening tak berpenghuni.

Nah, inj salah satu ilmu yang akhir-akhir ini kudapat selama pandemi, bahwa mengingatkan anak tak harus dengan suara keras namun tak melepaskan ketegasan.
Sebab menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada anak tak harus ditakuti oleh anak, bisa jadi dengan sebab mereka takut, akhirnya mereka manutnya ketika ada kalau Ndak ada ya Ndak takut.

nih sama seperti aku, ketika anak-anak bersama aku, mereka mendiam beribu kata kayak puasa ngomong dah. Beda halnya kalau dipegang Ustadz atau Ustadzah yang lain, mereka Masya Allah banget bikin gemesnya. ruang hening sudah kesulitan untuk diharapkan.



..........

Posting Komentar

0 Komentar